Monday, April 21, 2008

Forgive Me…

Kemarin kau hanya mendengar.. hanya melihat dari khayalan.. dari aliran mulut kemulut, dan kini aku merasakan, pisau penyesalan telah melihatkan ketajamannya menoreh hati yang baru terbuka. Dalam sekali gerakan lidah.. hamparan luka menganga membentuk pusaran waktu yang tak terlinasi menjadikan hari – hariku kelam dalam pekat penyesalan.. Kata yang pernah ku ucap telah menciptakan luka baru yang tak akan mungkin terobati. Seharusnya tak ku ucapkan kata itu hanya karena kau berikan setetes kekecewaan.. Waktu tak mampu berbicara banyak.. tak dapat memulihkan luka itu.. Semula aku berharap perhatian dan rasa sayang yang ku tiupkan dapat membuatmu nyaman..
Aku baru insaf.. daun hatimu gugur menjadi kebencian yang tak terhapuskan, hadir rasa ragu dan bimbang dalam hatiku putus asa atau timbul pengharapan dalam hatiku yang belum tentu tujuannya ini aku tidak tahu. Aku hanyalah mahluk sebagaimana orang biasa tak luput dari khilaf dan kesalahan.. Teriak doa’ku tak sanggup mengubah.. Ribuaan usahan telah aku lakukan untuk menumbuhkan rasa yang dulu pernah hilang muncul dan mendekapku kembali.. namun semua itu ibarat setetes air jatuh di tanah gersang.. tak satu pun yang dapat membuat hatimu luluh dan mengucapkan “Aku menegerti dan lupakan semua itu”. Kau ibarat raja tirani yang hanya dapat didekati orang besar disekitarmu.. Atau hatimu telah bersandar pada pelabuhan yang lain?? Atau telah ada yang mengisi ruang kasihmu?? Mengunci semua rasa sayangmu?? Kalu semua itu benar.. siapakah seseorang yang telah menyunting bunga melur di hatimu?? Sungguh sangat beruntung dia..
Ketauhilah hanya engkau yang sanggup menjadikan aku seorang pemberani tetapi engkau pula sanggup menjadikan aku sengsara selamanya. Aku berfikir masih banyak cinta di luar sana.. tapi itu semua tak akan dapat memuaskan batin malah hanya kan menambah beban dan penderitaan.. Pilihan dengan mudah ku temukan, tapi maslah hati tak dapat diukur dari cantik, manis dan setianya seseorang.. Mungkin tidak ada keinginan tuhan atas pertemuan kita ini kalau tak ada kesamaan batin.. Mau agaknya saya menyesali nasib atas apa yang telah terjadi. Sudahlah.. jalan hidupku sudah ditentukan dan aku pun harus menjalaninya, walau pun dengan penyesalan dan rasa sakit yang terus mendampingiku.. sampai saat ini aku masih berharap beri aku maaf walau tanpa kata.

1 comments:

Drajat Ahmad G said...

Apa kabar shobatku, cukup lama kita tidak bersua, bagaimana kabarmu . . . ?

Satu yang pertama ingin aku komentari dari tulisan kamu di atas.

1. Ternyata kamu pinter nulis juga ya . . .

Komentarku yang lain:

2. Apa ya, yang jelas, yang terbaik menurut Tuhan belum tentu terbaik menurut manusia, mungkin yang terjadi padamu itulah yang terbaik menurut yang di atas.

3. Aku pernah ngalamin pengalaman yang hampir sama. yg membedakan mungkin cuman harapan yg jelas ada dan harapan yg mungkin tidak ada. Tapi yang jelas, aku kecewa walau harapan itu ada namun harapan itu tidak atau belum jadi nyata.

Berjuanglah terus shobat . . . , Jalan kita masih panjang bahkan teramat panjang. :)